.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }

Jumat, 26 Oktober 2012

Teori Organisasi Umum ke-II


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
      Saat ini berbagai macam organisasi telah terbentuk. Dari berbagai macam bentuk yang kini telah ada, organisasi dibedakan sesuai dengan macam bentuknya seperti, bentuk organisasi garis, bentuk organisasi fungsional, bentuk organisasi garis dan staff, dan bentuk organisasi fungsional dan staff. Berbagai macam bentuk organisasi yang ada masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan, selain itu, suatu organisasi harus mempunyai sruktur organisasi di dalamnya karena struktur organisasi menunjukkan peranan dari masing-masing anggota suatu organisasi. Di dalam peranan tersebut terdapat ketua atau yang akan memimpin jalannya suatu organisasi, tidak hanya memimpin saja tetapi ketua juga harus dapat menjadi penengah jika terjadi perbedaan pendapat antar anggota. selain ketua terdapat wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Suatu organisasi yang sederhana atau dalam arti masih sebagai suatu organisasi kecil biasanya hanya memiliki ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan koordinator dari setiap bagian yang ada, tetapi jika organisasi yang sudah memiliki kepercayaan untuk menjalankan suatu kegiatan yang besar maka struktur organisasi tersebut semakin lebih kompleks dibanding organisasi kecil.
Di dalam penulisan ini akan membahas bentuk dari organisasi, struktur organisasi dan konflik organisasi yang biasanya sering terjadi didalam suatu organisasi.

1.2 Tujuan Penulisan
      Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah softskill, selain itu agar dapat mengetahui bentuk-bentuk dari organisasi, struktur organisasi dan permasalahan atau konfik yang terjadi di dalam suatu organisasi.

1.3 Metode Penulisan
      Penulisan ini menggunakan metode studi kepustakaan yaitu mencari referensi yang berkaitan dengan teori organisasi, baik mencari referensi melalui buku ataupun melalui internet serta mempelajari masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini dengan pengalaman yang sudah ada yaitu pengalaman berorganisasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Organisasi
      Menurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:

  • Bentuk Organisasi Garis
Bentuk ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.
Kebaikannya;
  1. Kesatuan komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
  2. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih sedikit.
  3. Rasa solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.
Keburukannya;
  1. Seluruh organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila pimpinan tersebut berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek atau hancur.
  2. Ada kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
  3. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
  • Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Kebaikannya;
  1. Pembidangan tugas-tugas jelas.
  2. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
  3. Digunakannya tenga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.
Keburukannya;
  1. Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
  2. Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.
  • Bentuk Organisasi Garis dan Staff
Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.
Kebaikannya;
  1. Dapat digunakan pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya,dan kompleksitas susunan organisasinya.
  2. Pengambilan keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.
  3. Perwujudan “the right man in the right place”lebih mudah terlaksana.
Keburukannya;
  1. Sesama karyawan dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit terbangun
  2. Karena susunan organisasinya yang koompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang koordinasi antar divisi atau departemen.
  • Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff
          Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis  dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.

Ada pun bentuk organisasi secara umum, yaitu:
  • Organisasi Politik
  • Organisasi Mahasiswa
  • Organisasi Sosial
  • Organisasi Olahraga
  • Organisasi Sekolah
  • Organisasi Negara
2.2 Struktur Organisasi
      Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. 
Elemen struktur organisasi
Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain:
  • Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
  • Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
  • Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
  • Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
  • Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
  • Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.
 Dibawah ini merupakan contoh struktur organisasi yang lebih kompleks


 Dibawah ini merupakan contoh struktur organisasi sederhana

 

2.3 Konflik Organisasi
      Di dalam suatu organisasi biasanya sering terjadi konflik, hal ini wajar bila terjadi karena konflik berasal dari perbedaan yang terjadi antar anggota organisasi yang memiliki pemahamannya masing-masing sehingga terjadi konflik perbedaan pendapat.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Pengertian konflik menurut para ahli
  1. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
  2. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
  3. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
  4. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
  5. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
dan masih banyak lagi yang lainnya pengertian konflik dari beberapa ahli.
  • Contoh nyata dari jenis organisasi yang ada di lingkungan sekitar 
          Dari lingkungan sekolah terdapat jenis organisasi sekolah yang terdiri dari beberapa ekstrakulikuler yang ada disekolah SMAN 1 Tambun Selatan seperti: Organisasi Kelompok Ilmiah Remaja, Organisasi Pecinta Alam, OSIS, Organisasi Pramuka, Organisasi Paskibra, dan masih banyak yang lainnya.
          Dari lingkungan perkuliahan/kampus terdapat jenis organisasi mahasiswa seperti: BEM dari setiap fakultas, UKM dari berbagai ukm yang ada pada setiap universitas seperti yang terdapat di dalam universitas gunadarma: Fajrul Islam, Paduan Suara Swara Darma Gita, Teater, Karate, dan masih banyak yang lainnya.
          Dari lingkungan rumah terdapat jenis organisasi sosial seperti: Karang Taruna, Perkumpulan majelis ta'lim, kepengurusan masjid, dan masih banyak yang lainnya.


BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang didapat dari penulisan ini yaitu organisasi memiliki bentuk-bentuk yang masing-masing dari bentuk organisasi tersebut memiliki fungsi yang berbeda satu sama lainnya. Di dalam suatu organisasi memiliki struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan dan tingkat keberadaan dari suatu organisasi yang berbeda. semakin organisasi tersebut dilihat keberadaannya dalam arti semakin penting keberadaan organisasi tersebut maka semakin kompleks struktur organisasi yang dibuat, semakin sederhana organisasi tersebut maka struktur organisasi didalamnya pun sederhana.
Di dalam berorganisasi tidak menutup kemungkinan akan terjadi konflik didalamnya, konflik organisasi ini terjadi karena perbedaan pemahaman ataupun pendapat antar anggota, bahkan organisasi yang birokrasi memiliki banyak konflik karena mereka saling mengemukakan pendapat mereka tetapi dalam batas yang wajar dan tidak melewati batas kesopanan sehingga konflik yang terjadi di dalam suatu organisasi dapat diatasi dengan baik.









Sumber Bacaan:

http://id.wikipedia.org/wiki/organisasi






Tidak ada komentar:

Posting Komentar