Pengambilan Keputusan Dalam
Organisasi
1.
Definisi
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan
adalah inti dari manajemen dalam organisasi, yaitu hal yang dilakukan oleh
ketua dalam suatu kegiatan yang dilakukan dalam organisasi untuk mengambil
suatu tindakan atau pilihan yang harus dilakukan yang akan menghasilkan
keputusan untuk kebaikan bersama (stephen P.Robbins: manajemen). Setiap ketua
yang bertanggungjawab akan suatu kegiatan dalam organisasi ataupun ketua dalam
suatu organisasi itu sendiri akan membuat keputusan yang baik karena mereka
akan dinilai baik dari hasil keputusan tersebut.
Manajer pada semua
tingkatan dan semua area di organisasi pasti akan membuat keputusan, artinya
mereka membuat pilihan/keputusan mengenai tujuan organisasinya.
1.1.
Langkah-langkah
dalam mengambil keputusan :
a. Mengidentifikasi
suatu masalah
Setiap keputusan
diawali dengan masalah, yaitu perbedaan antara kondisi yang ada dan yang
diinginkan. Masalah merupakan suatu halangan yang membuat pencapaian tujuan
atau sasaran yang akan dicapai menjadi terhambat (Mary Coulter: manajemen).
b. Mengidentifikasi
kriteria keputusan
Setelah
mengidentifikasi masalah harus mengidentifikasi kriteria keputusan yang penting
atau relevan untuk memecahkan masalah. Setiap pembuat keputusan mempunyai
kriteria yang memandu keputusannya, walaupun mereka tidak dinyatakan secara
eksplisit.
c. Mengalokasikan
bobot pada kriteria
Jika kriteria yang
relevan tidak sama arti pentingnya, pembuat keputusan harus memberi bobot pada
masing-masing kriteria agar dapat memberinya prioritas yang tepat dalam membuat
keputusan.
d. Mengembangkan
alternatif
Dalam proses pembuatan
keputusan mengharuskan pembuat keputusan menyusun daftar alternatif yang ada
yang dapat memecahkan masalah. Hal ini merupakan langkah dimana pembuat
keputusan harus kreatif. Pada titik ini, alternatif hanya didaftar, tidak
dievaluasi.
e. Menganalisis
alternatif
Setelah alternatif
diidentifikasi, pembuat keputusan harus mengevaluasi setiap kemungkinan.
f. Memilih
sebuah alternatif
Dalam proses ini
pembuatan keputusan adalah memilih alternatif terbaik atau yang menghasilkan
total tertinggi.
g. Mengimplementasikan
alternatif
Pada proses ini,
pembuat keputusan akan menerapkan keputusan dalam tindakan dengan memberlakukan
kepada mereka yang terpengaruh dan membuat mereka berkomitmen terhadapnya.
h. Mengevaluasi
efektivitas keputusan
Pada langkah terakhir
ini, proses pembuatan keputusan melibatkan evaluasi hasil keputusan untuk
melihat apakah masalahnya telah terpecahkan.
2. Jenis-jenis
Keputusan
Manajer disemua jenis
organisasi menghadapi jenis masalah dan keputusan yang berbeda pada saat mereka
melakukan pekerjaannya. Bergantung pada sifat masalahnya, manajer dapat membuat
satu atau dua jenis keputusan yang berbeda.
a. Masalah
yang terstruktur dan keputusan yang terprogram
Beberapa masalah
bersifat langsung. Tujuan pembuat keputusan sudah jelas, masalah sering
dihadapi, dan informasi mengenai masalah mudah didefinisikan serta
diselesaikan.
Masalah dikatakan
sebagai masalah yang terstruktur karena jelas, dikenal, dan mudah
didefinisikan. Keputusan yang terprogram yaitu keputusan berulang yang dapat
ditangani dengan menggunakan pendekatan rutin atau kebiasaan (stephen
P.Robbins: manajemen). Karena masalahnya yang terstruktur, manajer tidak akan
menghadapi kesulitan dan membuang waktu terlibat dalam proses pembuatan
keputusan. Dengan jenis keputusan seperti ini, tahap pengembangan alternatif
dari proses pembuatan keputusan tidak ada atau hanya diberikan sedikit
perhatian. Karena sekali masalah yang terstruktur didefinisikan, solusi yang
ada biasanya membuktikan dirinya sendiri atau paling tidak berkurang ke
beberapa alternatif yang sudah tidak asing lagi dan telah terbukti sukses
dimasa lalu. Manajer bergantung pada salah satu dari tiga jenis keputusan
terprogram: prosedur, peraturan, kebijakan.
Prosedur adalah serangkaian langkah berurutan yang
digunakan manajer untuk merespon masalah terstruktur (stephen P.Robbins:
manajemen).
Peraturan adalah
pernyataan eksplisit yang memberitahu manajer apa yang boleh atau tidak boleh
dilakukan (stephen P.Robbins: manajemen). Peraturan ini sering digunakan karena
mudah diikuti dan memastikan konsistensi.
Kebijakan merupakan
pedoman dalam pembuatan keputusan (stephen P.Robbins: manajemen). Berlawanan
dengan peraturan, kebijakan menciptakan parameter umum bagi pembuat keputusan
dan bukan menyatakan secara spesifik apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Kebijakan biasanya mengandung istilah mengambang yang membiarkan pembuat
keputusan berinterpretasi.
b. Masalah
tak terstruktur dan keputusan tak terprogram
Semua masalah yang
dihadapi manajer dapat dipecahkan dengan menggunakan keputusan terprogram.
Banyak situasi yang dihadapi organisasi melibatkan masalah tak terstruktur,
yang merupakan masalah hal yang baru atau tidak biasa dan yang
informasinyatidak jelas atau tidak lengkap. Apabila masalahnya tak terstruktur,
manajer harus mengandalkan pada pembuatan keputusan tak terprogram agar dapat
mengembangkan solusi yang unik. Keputusan tak terprogrambersifat unik dan tidak
berulang serta melibatkan solusi yang disesuaikan.
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Dalam
praktiknya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan. (Arroba:1998) menyebutkan 5 faktor yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan, yaitu:
a. Informasi yang diketahui perihal permasalahan yang
dihadapi.
b. Tingkat pendidikan.
c. Personality.
d. Coping, dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup
yang terkait dengan permasalahan (proses adaptasi).
e. Culture. Hal senada dikemukakan Siagian (1991)
bahwa terdapat aspek-aspek tertentu bersifat internal dan eksternal yang
dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
Adapun aspek
internal tersebut antara lain :
a. Pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan. Biasanya semakin luas
pengetahuan seseorang semakin mempermudah pengambilan keputusan.
b.
Aspek kepribadian. Aspek kepribadian ini tidak nampak
oleh mata tetapi besar peranannya bagi pengambilan keputusan.
Sementara
aspek eksternal dalam pengambilan keputusan, antara lain :
a. Kultur
Kultur yang dianut oleh individu bagaikan kerangka
bagi perbuatan individu. Hal ini berpengaruh terhadap proses pengambilan
keputusan.
b. Orang lain. Orang lain dalam hal ini menunjuk pada
bagaimana individu melihat contoh atau cara orang lain (terutama orang
dekat ) dalam melakukan pengambilan keputusan. Sedikit banyak perilaku
orang lain dalam mengambil keputusan pada gilirannya juga berpengaruh
pada perilkau individu dalam mengambil keputusan.
Dengan
demikian, seseorang yang telah mengambil keputusan, pada dasarnya dia telah
melakukan pemilihan terhadap alternatif-alternatif yang ditawarkan kepadanya.
Kendati demikian, hal yang tidak dapat dipungkiri adalah kemungkinan atau
pilihan yang tersedia bagi tindakan itu akan dibatasi oleh kondisi dan
kemampuan individu yang bersangkuran, lingkungan sosial,
ekonomi, budaya, lingkungan fisik dan aspek psikologis.
Dalam
hal mengambil keputusan, antar individu yang
satu dengan individu yang lain melakukan
pendekatan dengan cara yang tidak sama. Setiap orang mempunyai cara unik dalam
mengambil keputusan. Jadi ada gaya yang berbeda-beda antar
individu yang satu dengan yang lain dalam
melakukan pengambilan keputusan.
(Harren:1980)
menyebutkan gaya pengambilan keputusan adalah
cara-cara unik yang dilakukan seseorang di
dalam membuat keputusan-keputusan penting dalam
hidupnya.
Gaya
pengambilan keputusan bersifat melekat pada kondisi seseorang. Gaya
pengambilan keputusan dipelajari dan dibiasakan
oleh individu dalam kehidupannya, sehingga menjadi bagian dan
miliknya serta menjadi pola respon saat individu
menghadapi situasi pengambilan keputusan. Gaya
pengambilan keputusan juga menjadi ciri atau bagian unik dari individu
(Phillips, dkk. 1984).
Harren
membedakan pengambilan keputusan ke dalam dua gaya pengambilan yang
berseberangan yaitu gaya rasional dan intuitif. Penggolongan dua gaya ini di
dasarkan atas:
a. Tingkat individu menggunakan strategi pengambilan
keputusan yang bersifat emosional.
b. Cara individu mengolah dan menanggapi informasi serta
melakukan evaluasi dalam situasi pengambilan keputusan.
Kesimpulan
Dalam pengambilan keputusan sebagaimana pembahasan di
atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap keluarnya keputusan
berdasarkan pada dua aspek, yaitu internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi: pengetahuan dan kepribadian.
Aspek eksternal meliputi: kultur dan pengaruh orang
lain.
Dalam analisis Arroba ada 5 yang bisa mempengaruhi
pengambilan keputusan:
a. Informasi
yang diketahui perihal permasalahan yang dihadapi.
b. Tingkat
pendidikan.
c. Personality.
d. Coping,
dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang terkait dengan permasalahan
(proses adaptasi).
e. Culture
Selain itu antara satu orang pemimpin dengan pemimpin
yang lain itu punya karakteristik berbeda dalam pengambil keputusan, sehingga
akan terlihat bentuk dan cara sendiri-sendiri dalam menentukan sikap keputusan.
Sumber
P.Robbins, Stephen & Mary Coulter. 2005. Management, eight edition. Erlangga:
Jakarta
Suharso, Puguh. 2013. Manajemen Pengambilan Keputusan. Index: Jakarta
P.Robbins, Stephen & Mary Coulter. 2005. Management, tenth edition. Erlangga:
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar