.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }

Sabtu, 18 Mei 2013

Imbalan dan Hukuman Dalam Organisasi



Imbalan dan Hukuman Dalam Organisasi

Imbalan
Imbalan adalah jumlah pembayaran yang diterima dan tingkat kesesuaian antara pembayaran tersebut dengan pekerjaan yang dilakukan.(Prof. Dr. FX. Suwarto, M.S.)
Tujuan pemberian imbalan
Dalam melaksanakan penilaian prestasi karyawan, organisasi berusaha mempertahankan, memotivasi agar bekerja dengan sungguh-sungguh, dan agar karyawan mau dan mampu mencapai tujuan organisasi, maka organisasi memberi imbalan kepada karyawannya. Karyawan menukarkan waktu, kemampuan, keahlian dan usaha mereka untuk imbalan yang bernilai sehingga terjadi hubungan organisasi dengan karyawan, hubungan ini disebut dengan kontrak psikologis.
Kontrak psikologis adalah bahwa individu mempunyai beberapa harapan dari organisasi, dan organisasi mempunyai sejumlah harapan dari karyawan. Harapan-harapan tersebut tidak hanya mencakup berapa banyak pekerjaan yang harus dikerjakan untuk sejumlah upah, tetapi juga melibatkan keseluruhan pola hak-hak, hak istimewa dan kewajiban antara pekerja dan organisasi. (Edgar H. Schien Organizational Psychology 1970:12)
Dari pengertian tersebut, maka perlu adanya penyusunan program imbalan yang sesuai dengan program keseluruhan organisasi sehingga kontrak psikologis tercipta dengan baik dalam jangka waktu yang panjang. Sasaran utama program imbalan adalah :
  • Menarik karyawan/orang yang berkualitas untuk bergabung dengan organisasi.
  • Mempertahankan karyawan agar tetap bekerja dengan baik.
  • Memotivasi karyawan untuk mencapai prestasi yang tinggi.

Motivasi untuk mendorong usaha tidaklah cukup menimbulkan prestasi yang dapat diterima. Prestasi berasal dari kombinasi antara usaha individu dengan tingkat kemampuan, keahlian dan pengalaman individu. Pimpinan mengevaluasi prestasi yang dihasilkan individu, baik secara formal maupun informal. Hasil evaluasi tersebut didapat imbalan yang didistribusi sebagai imbalan intrinsic dan imbalan ekstrinsik, kedua imbalan tersebut dievaluasi oleh individu, jika imbalan dinilai memuaskan dan adil maka individu mencapai tingkat kepuasan tertentu.  Dalam bukunya, Edward L. Lawler III “Reward System”, in improving life a work (1977: 163-226) meringkas lima kesimpulan berdasarkan riset kepuasan ilmu keperilakuan, hasilnya adalah sebagai berikut:
  •  Kepuasan dari imbalan adalah fungsi dari banyaknya imbalan yang diterima dan berapa banyak menurut individu yang bersangkutan harus diterima. Kesimpulan didasarkan pada seseorang sebagai pembanding, jika individu merasa menerima kurang dari apa yang dirasakan harus diterimanya,  maka terjadi ketidakpuasan.
  •  Perasaan individu tentang kepuasan dipengaruhi oleh pembanding apa yang terjadi pada orang lain. Orang cenderung membandingkan usaha, keahlian, senioritas, dan prestasi kerja mereka dengan orang lian. Mereka kemudian mencoba membandingkan imbalan yang diterima. Dengan demikian mereka membandingkan masukan (input) mereka dengan masukan orang lain sehubungan dengan imbalan yang diterima.
  • Kepuasan dipengaruhi oleh rasa puas karyawan dengan imbalan intrinsic dan ekstrinsik.
  • Orang yang berbeda dalam imbalan yang mereka inginkan dan lagi segi pentingnya imbalan yang berbeda untuk mereka. Individu berbeda tentang imbalan yang mereka sukai.
  • Sebenarnya imbalan yang disukaipun berbeda dalam beberapa hal. Tergantung pada karir seseorang, umur dan situasi yang berbeda.
  • Beberapa imbalan ekstrinsik memuaskan karena imbalan tersebut mengarah pada imbalan lain.

Imbalan intrinsic adalah imbalan yang merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri, imbalan tersebut mencakup rasa penyelesaian, prestasi, otonomi dan pertumbuhan, maksudnya kemampuan untuk memulai atau menyelesaikan suatu proyek pekerjaan merupakan hal yang penting bagi sejumlah individu. (Prof. Dr. FX. Suwarto, M.S.)

Imbalan ekstrinsik adalah imbalan yang berasal dari pekerjaan. Imbalan tersebut mencakup: uang, status, promosi dan rasa hormat.
Imbalan uang (Financial reward: Fringe Benefits) adalah imbalan ekstrinsik yang utama, dan secara umum diakui bahwa uang adalah pendorong utama, namun jika karyawan tidak melihat adanya hubungan antara prestasi dengan kenaikan yang pantas, uang tidak akan menjadi motivator yang kuat sehingga perlu diciptakan system penilaian prestasi yang jelas.
Tunjangan utama dari kebanyakan organisasi adalah program pensiun, biaya opname, dan sebagainya.
Status adalah imbalan antar pribadi (Interpersonal reward) yaitu dengan menugaskan individu pada pekerjaan yang berwibawa.
Rasa hormat/pengakuan adalah penggunaan manajerial atas pengakuan atau penghargaan melibatkan pengetahuan manajer tentang pelaksanaan pekerjaan yang baik.
Promosi adalah perpindahan seorang karyawan dari satu tempat/ jabatan ke tempat/jabatan lain yang lebih tinggi.

Hukuman

Hukuman adalah pemberian suatu kejadian(tindakan) yang tidak disukai atau penghapusan suatu kejadian positif setelah adanya tanggapan yang mengurangi frekuensi tanggapan sebelumnya.
E.L. Thorndike (Reward and punishment in animal learning, Contemporary psychological monograph, 1883, 8, no. 9) mengemukakan bahwa hukuman memaksakan dampaknya atas perilaku dengan melemahkan hubungan antara stimulus dan tanggapan selanjutnya ia meninjau ulang tentang pernyataanya tersebut. Ia membantah bahwa bilamana hukuman nampak melemakan tanggapan, hal itu merupakan dampak tidak langsung.

Tujuan pemberian hukuman
Alasan menentang penggunaan hukuman: pertama, tujuan hukuman diasumsikan untuk mengurangi terjadinya perilaku yang mejadi sebab dihukum. Tetapi kalau cukup keras dan diterapkan melebihi rentang waktu tertentu, hal ini juga menekan timbulnya prilaku yang diinginkan. Kedua, beberapa mengansumsikan bahwa penggunaan hukuman akan menghasilkan akibat lain yang tidak diinginkan (seperti: kekawatiran, agresifitas,). Mereka yang dihukum mungkin mencoba lari atau menghindar (seperti membolos keluar) atau menunjukkan sikap permusuhan seperti sabotase terhadap manajemen. Ketiga akibat hukuman yang hanya bersifat sementara sekali ancaman hukuman hilang respon yang tidak diinginkan akan kembali muncul. Jadi ancaman hukuman harus selalu ada atau digunakan. Hukuman  biasanya memberikan hasilnya hal ini dapat menghasilkan penguat yang positif bagi manajer untuk melanjutkan penggunaannya. Keempat, melalui pengamatan hukuman dapat menghasilkan respon negative dari rekan kerja dari orang yang dihukum.
Kondisi penyampain hukuman yang digunakan agar lebih efisien.
Beberapa kondisi penyampaian hukuman dapat membuat penggunanya menjadi memungkinkan dan lebih efektif.
1.      Waktu
Waktu untuk menyampaikan hukuman penelitian menyarankan bahwa efektifitas hukuman meningkat bila kondisi menekan diberikan sesegera sesudah respons yang harus dihukum.
2.      Intensitas
Hukuman mencapai efektifitas terbesar bila stimulus yang menentang relative intens. Implikasi kondisi ini akan menjadi efektif, hukuman harus mendapat perhatian segera dari orang yang dihukum.
3.      Jadwal
Akibat hukuman tergantung dari jadual penghukuman. Hukuman biasa disampaikan setelah setiap respon yang jelek atau sesudah sejumlah respon jelek terjadi. Hukuman sesudah setiap respons (jadual berkelanjutan), periode waktu bervariasi dan tetap sesudah perilaku yang diinginkan terjadi (jadual interval tetap dan bervariasi), atau sesudah sejumlah respons variable maupun tetap terjadi (rasio jadual variable atau tetap diberikan atas dasar jadual)
4.      Klarifikasi
Kesadaran memainkan peran yang penting dalam penyampaian hukuman. Memberikan alasan yang jelas tidak mendua dan memperhatikan konsekuensi masa datang bila respons berulang akan efektif. Penekanan pada orang dengan respons spesifik merupakan tanggung jawab bagi tindakan manajer terutama menginformasikan pada orang bersangkutan apa yang secara tepat tidak perlu dilakukan.






Daftar Pustaka

Prof. Dr. FX. Suwarto, M.S. : Perilaku Keorganisasian : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A. : Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja :  Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar